BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 15 Juni 2009

SMAN 3 Juara Popmie Basketball


Tim basket SMAN 3 Jakarta kembali menjuarai Popmie Basketball Antar SMA 2009 dan berhak meraih tiket ke Amerika Serikat, setelah dalam pertandingan final di Britama Arena, Sportmall Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (7/6), menundukkan SMA Ananda Batam dengan skor tipis 82-81.

Pertandingan antara SMA 3 Jakarta versus Ananda Batam berlangsung sangat seru dan ketat.
Hampir saja tim yang selalu menyandang gelar juara tingkat SMA itu dipermalukan tim yang baru pertama kali ikut dalam event ini, yang ternyata mempunyai strategi khusus yang nyaris mengalahkan sang juara bertahan.

"Defence mereka masih bisa kita patahkan. Tapi sayang, mereka bermental juara hingga tim kami yang membuat kesalahan sendiri dan berakibat fatal," kata Mustafa Kamal, pelatih Ananda Batam.

Lemahnya pertahanan memang dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh tim Ananda yang di semifinal menyingkirkan SMA 22 Jakarta.

Kalah telak 15-25 di kuarter pertama justru memberi semangat meraih kemenangan di kuarter selanjutnya. Kuarter kedua SMA Ananada menang 26-16, dan kedudukan di paruh pertama pun menjadi 41-41.

SMA 3 yang diperkuat Bugie Anggoro Prakoso, Nickylaus Satrio, Andhakara Prastawa, William Darma, dan Wardhana Chandra, kembali memperlihatkan kualitasnya di kuarter tiga. Kerja sama tim yang apik menjadikan di kuarter ini mereka menang 25-19, dan hingga menjadikan mereka unggul 63-60.

Di kuarter penentu inilah kunci dari kemenangan sang juara bertahan yang hampir saja dipermalukan di publik sendiri. SMA Ananda yang diperkuat Hendra, Suhady, Wielim, Dewa dan Willyanto tak tinggal diam. Dan kejar-kejaran angka pun terjadi hingga sampai pada 30 detik akhir pertandingan kedududukan sama kuat 81-81.

Namun rupanya keberuntungan masih berada di tangan SMA 3 Jakarta. Di saat waktu hampir habis, pemain Ananda Batam melakukan kesalahan, hingga sang juara mendapat hadiah tembakan bebas. Dan Andhakara Prastawa, pemain SMA 3 yang menjadi MVP tahun ini tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dari dua bola yang diberikan, satu masuk keranjang dan mengantar mereka menjadi juara.

"Kalau saja bola tidak masuk, saya merasa berdosa," kata Prastawa dengan muka riang.

Prastawa yang menjadi pemain terbaik tahun ini, selain menjadi penentu kemenangan, juga sebagai top skor dengan mempersembahkan 21 poin. Pemain yang diambil SM Britama, William Darma menambah 16 poin, dan Satria 15 poin. Sedang di kubu Ananda Batam, Wielim dengan 28 poin, dan Dewa 19 poin.

Sementara tim SMA 22 Jakarta harus puas di posisi ketiga setelah mengalahkan SMA Theresia yang berada di urutan keempat dengan 52-49. Sedangkan runner up tahun lalu, SMA 9 Bandung berada di posisi kelima setelah mengalahkan SMA Puri Mojokerto dengan 84-58 yang sekaligus di urutan keenam

POPMIE BASKETBALL 2009


POP MIE Basketball 2009 kembali menggelar Kejuaraan Nasional Basket antar SMA. Kompetisi kali ini juga mensyaratkan adanya cheerleadance (pemandu sorak) yang menjadi satu kesatuan dengan tim basket. Kegiatan ini mengangkat tema “Go to USA with Pop Mie, Wacth Your NBA Stars in Action”.

Sepuluh orang pemain dari team Juara Grand Final Pop Mie Basketball 2009 akan memperoleh grand prize perjalanan ke Amerika, menyaksikan pertandingan basket profesional secara langsung.

Kompetisi ini diadakan di lima kota besar: Medan, Bandung, Semarang, Surabaya dan Jakarta. Peserta Pop Mie Basketball adalah SMA pilihan Pop Mie dengan kategori sekolah yang "TOP dan POP".

Syaratnya, harus mempunyai Team Basket Putra dan Pemandu Sorak yang menjadi satu elemen dalam pertandingan basket. Bila salah satu dari elemen tersebut tidak hadir dalam waktu yang telah ditentukan, maka team sekolah tersebut akan gugur. Pertandingan ini akan menggunakan sistem gugur untuk mendapatkan peringkat regional.

Untuk menjadi finalis di babak Grand Final Pop Mie Basketball ke-2 tahun 2009 ini, team peseta harus melewati babak penyisihan dan babak regional. Medan terpilih menjadi tuan rumah pertandingan Pop Mie Basketball 2009 antar SMA untuk regional Sumatera, digelar di Gedung Olah Raga (GOR) Angkasa Lanud Medan, 13 -18 Januari 2009.

Babak penyisihan di kota Makassar dilaksanakan pada 22 – 25 Januari 2009, di lapangan Flying Wheel Jl. Laiya No.6 Makassar. Juara pada babak penyisihan Makassar berhak lanjut ke babak regional Surabaya dan akan bertemu team dari Surabaya dan Banjarmasin.

Pemenang regional berhak berangkat ke Jakarta untuk berlaga di tingkat nasional. Selamat berjuang! Kita nantikan juara nasional akan menikmati grand prize perjalanan ke Amerika

Faktor-Faktor yang Mempengai Pereruhncanaan Pengangkatan Serbuk Bor.



Faktor-faktor ini sangat penting dalam operasi pemboran khususnya dalam pengangkatan serbuk bor. Menurut Ziedler, 1988, karena kompleksnya mekanisme pengangkatan serbuk bor, terdapat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pengangkatan serbuk bor oleh lumpur pemboran. Faktor-faktor tersebut terbagi dalam empat kategori, yaitu:
 Kecepatan lumpur di annulus
 Sifat fisik lumpur
 Sifat fisik serbuk bor
 Faktor mekanis

1. Kecepatan Lumpur di Annulus.

Lumpur pemboran yang digunakan untuk mengangkat serbuk bor, disirkulasikan dengan kekuatan pompa, dengan mengatur pompa kita dapat mengubah-ubah laju alir lumpurnya. Lumpur yang mengalir di annulus mempunyai kecepatan. Kecepatan lumpur dan ukuran annulus juga berpengaruh pada viscositas effektif, semakin tinggi kecepatan lumpur dan semakin sempit ukuran annulusnya, maka semakin kecil viscositas effektifnya, sehingga akan semakin memperbesar kecepatan slipnya.

1.1. Pola Aliran di Annulus

Menurut Millpark, 1991, pola aliran fluida ada dua yaitu laminer dan turbulen. Pada aliran laminer aliran fluida bergerak pada laju yang lambat, teratur dan geraknya sejajar dengan dinding pipa.

Pada aliran turbulen, fluida bergerak dengan kecepatan yang lebih besar dari aliran laminer dan partikel-partikel fluida bergerak pada garis-garis yang tidak teratur sehingga terdapat aliran berputar atau yang disebut juga dengan pusaran Eddie, dan arah gerakan yang terjadi sangat tidak teratur.

1.2. Bilangan Reynold (Reynold Number = Re)

Untuk menentukan pola aliran tersebut laminer atau turbulen, digunakan bilangan Reynold (re). Dari percobaan pada fluida Newtonian, diketahui bahwa untuk Re >3000 adalah turbulen, dan Re = 928  V D / ยต

IPR DUA FASA dan TIGA FASA



Pada bab ini akan membahas mengenai resevoar yang memiliki fracture. Resevoar seperti itu pada umumnya ditemukan di formasi batuan limestone yang diendapkan di daerah lautan. Hal ini sangat sesuai dengan tipikal resevoar di Indonesia.
Perlu dipahami bahwa dalam satu batuan bisa terdapat satu atau dua bagian, yakni:
• Bagian yang mengalami perekahan.
Pada bagian ini, ia memiliki permeabilitas yang tinggi namun tidak dapat menyimpan minyak.
• Bagian yang tidak mengalami perekahan disebut matrix.
Pada bagian ini, permeabilitas yang didapatkan tidak terlalu tinggi namun ia dapat menyimpan minyak.
Sehingga dalam satu batuan dapat terjadi tiga jenis aliran fluida, yakni:
• Aliran fluida dari matrix ke matrix
• Aliran fluida dari rekahan ke matrix
• Aliran fluida dari matrix ke rekahan
Dan persamaan IPR nantinya hanya akan mempresentasikan aliran fluida yang melalui matrix.

Minggu, 14 Juni 2009

CHEMICAL FLOODING


Chemical Flooding adalah suatu metode EOR dengan menginjeksikan cairan yang akan bereaksi secara kimiawi (chemical liquid) di dalam reservoir. Jenis-jenis Chemical yang diinjeksikan adalah:

a. Surfactant
Surfactant yang dipakai umumnya Commercial Petroleum Sulfonate, Sodium Dodecyl Sulfate. Tujuan digunakannya surfactant adalah menurunkan tegangan permukaan (interfacial tension) minyak-air di dalam reservoir. Dengan menurunnya tegangan permukaan, maka akan menurunkan tekanan kapiler yang berpengaruh terhadap wettabilitas batuan. Sehingga akan meningkatkan effisiensi pendesakan (Displacement efficiency).

Proses surfactant flooding:
 Preflush.
System pengkondisian reservoir. Biasanya diinjeksikan dalam volume sedikit dengan chemical surfactant.
 Surfactant slug

Ini merupakan tahap injeksi selanjutnya dengan memasukkan chemical surfactant dengan besaran 25-100% pore volume reservoir. Tujuannya untuk mendapatkan mobility ratio yang baik (M<1)>

WIRELINE LOGGING


Pada saat ini harga minyak sedang membumbung tinggi, dan sempat menembus angka $130 yang merupakan harga tertinggi dalam sejarah industri perminyakan. Negara-negara pengekspor minyak menikmati windfall profit yang tidak sedikit, termasuk negara-negara yang tergabung dalam OPEC (kecuali Indonesia?). Demikian halnya dengan perusahaan-perusahaan minyak, dimana kondisi harga minyak yang tinggi ini membuat Exxon Mobil mampu muncul sebagai perusahaan yang menghasilkan akumulasi profit tertinggi (2000-2004) sebesar $88.1 milyar melampaui General Electric ($74.2 milyar).

Cadangan minyak dunia terus menurun, dikarenakan temuan sumber-sumber minyak baru tidak seimbang dengan kebutuhan energi yang ada. Negara adidaya seperti Amerika Serikat membutuhkan bahan bakar minyak sekitar 21 juta barrel per hari, ini lebih dari dua puluh kali lipat produksi minyak Indonesia sekarang, dan 60% kebutuhannya harus diimport dari luar Amerika. Ditambah lagi dengan China yang didorong oleh kemajuan ekonominya merubah negara ini semakin ‘rakus’ akan energi, serta India yang juga sedang mengalami kemajuan ekonomi yang pesat.

Kondisi politik dibeberapa negara penghasil minyak juga merupakan faktor pendorong naiknya harga minyak. Gejolak di Irak yang tidak kunjung reda ditambah dengan pertikaian antara Turki dengan orang-rang Kurdish di bagian barat-utara Irak , kondisi politik di Venezuela, masalah nuklir di Iran dan sengketa antar suku serta kegiatan bersenjata oleh para pemuda liar (area boys) didaerah penghasil minyak di Nigeria, memberikan kontribusi terhadap tingginya harga minyak saat ini.

Lalu darimana sumber energi lainnya akan didapatkan? Berbicara tentang hidrogen sebagai sumber energi yang terbarukan masih membutuhkan waktu yang panjang. Sekitar dua puluh tahun lagi menurut prediksi para ahli, hidrogen dapat menjadi sumber energi yang ekonomis setelah masalah-masalah teknis dasar mulai dari cara penyimpanannya hingga aspek keselamatan pemakaian energi hidrogen dapat teratasi. Jadi posisi minyak sebagai sumber energi utama masih belum dapat disingkirkan, yang diikuti oleh batu bara dan gas alam sebagai sumber energi

packer


Packer adalah alat berupa karet yang digunakan untuk mengisolasi suatu kedalaman tertentu dari lubang sumur.

Packer berfungsi untuk :

1. Menyekat antara tubing dan casing untuk menjebak cairan ke reservoar.
2. Mencegah masuknya semen ke lubang perforasi pada saat dilakukan squeeze cementing.
3. Memisahkan zona-zona pada lubang bor.
4. Penyangga tubing.
5. Untuk keperluan pengetesan sumur seperti swab test.
6. Mengisolasi casing yang mengalami kebocora

Macam - macam scale



Macam-macam Jenis Scale

Komposisi scale pada lapangan minyak secara umum biasanya terdiri dari :

1. Calcium carbonate, CaCO3.
2. Calcium sulfate, CaSO4.

Jenis scale lainnya adalah (NaCl) atau garam, Gypsum atau (CaSO4.2H2O), dan stronsium sulfate (SrSO4, FeCO3), namun keberadaan scale jenis ini jarang di Indonesia, BaSO4 dan CaSO4 hanya mungkin terjadi kalau produksi di commingle dari dua zona atau lebih. Untuk scale CaSO4 biasanya tidak terjadi di sumur melainkan di boiler atau heater treater, sedangkan CaCO3 akan larut diasam karena scale ini cepat diendapkan dan mudah dihilangkan dengan asam. Tetapi untuk jenis scale yang lambat terjadinya biasanya padat dan sukar sekali dihilangkan dengan asam walaupun bisa larut. CaSO4 misalnya, harus diubah dengan gypsum converter menjadi CaCO3 atau Ca(OH)2 sebelum bisa dilarutkan oleh air garam atau asam. BaSO4 tidak akan larut di asam HCl karena scale ini jenis nya sangat padat dan keras.


1. Scale Kalsium Karbonat (CaCO3)

Scale kalsium karbonat dibentuk oleh kombinasi ion kalsium dengan ion-ion karbonat atau bikarbonat yang terdapat di dalam air formasi. Persamaan reaksinya dijabarkan sebagai berikut :

Ca++ + CO3= ↔ CaCO3
Ca2+ + 2(HCO3-) ↔ CaCO3 + CO2 + H2O

Ion bikarbonat terdapat dalam air sebagai akibat adanya gas CO2 yang bereaksi dengan air, reaksi tersebut adalah sebagai berikut :

CO2 + H2O ↔ H2CO3
H2CO3 ↔ H+ + 2(HCO3-)
HCO3- ↔ H+ + HCO3-

Pada mulanya, scale berupa partikel-partikel koloid, tetapi karena partikel-partikel ini mempunyai sifat absorbsi, ditambah permukaan batuan formasi dan peralatan produksi yang umumnya kasar, maka melalui proses yang panjang partikel-partikel koloid ini melekat pada batuan formasi dan permukaan peralatan produksi hingga akhirnya membentuk kerak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan scale CaCO3, yaitu:

a. Temperatur

Makin tinggi temperatur air, kecenderungan pembentukan scale CaCO3 meningkat. Walaupun pada permukaan tidak terbentuk scale, namun dengan suhu yang tinggi pada dasar sumur, maka dapat diprediksi akan ada scale yang terbentuk. Kelarutan CaCO3 berbeda dari kebanyakan zat-zat lain, dimana kelarutannya akan menurun seiring dengan naiknya temperatur.

Perubahan temperatur menyebabkan perubahan mobilitas ion-ion dalam larutan dimana semakin tinggi temperaturnya, maka semakin tinggi pula mobilitas ion-ion tersebut, sehingga kemungkinan terjadinya interaksi antara ion Ca2+ dan HCO3- akan semakin besar pula. Hal ini berarti, semakin tinggi temperatur maka kecenderungan terbentuknya endapan CaCO3 semakin meningkat pula atau mengindikasikan semakin rendahnya harga kelarutan CaCO3.

b. Perubahan tekanan

Banyaknya CO2 yang terlarut dalam air tergantung pada tekanan parsialnya, yaitu apabila tekanan partial tinggi gas CO2 yang terlarut juga meningkat. Dengan demikian apabila jumlah CO2 meningkat persamaan reaksi akan bergeser ke kiri dan kelarutan CaCO3 akan meningkat, dengan perkataan lain jumlan scale CaCO3 berkurang. Sebaliknya apabila terjadi penurunan tekanan, seperti yang terjadi pada aliran fluida dalam tubing, CO2 akan keluar dari cairan/air formasi, dan mengakibatkan reaksi bergeser ke kanan dan scale CaCO3 akan terbentuk. Pada lapangan minyak, CaCO3 adalah yang paling umum terjadi. Hal ini adalah karena terlepasnya gas CO2 dari bicarbonate HCO3- (lingkungan asam, pH <7).
Bila CO2 terlepas dari larutan maka pH akan naik, dan kelarutan Karbonat menurun, sehingga bicarbonarte akan diubah ke calsium carbonate yang kurang terlarut, yaitu CaCO3. Sebagai contoh, kehilangan 100mg bicarbonate/liter, air bisa mengendapkan 28,6 lb calcium carbonate per 1000 bbl air.

Pengendapan scale juga tergantung dari adanya ion calcium yang biasanya dari CaCl2, selain alkalinity airnya (konsentrasi HCO3), temperatur, total konsentrasi garam, waktu kontak dan tingkat agitasi. Gambar 5 memperlihatkan efek temperatur terhadap kelarutan calcium carbonate, barium sulfat, dan stronsium sulfat.

c. Pengaruh garam terlarut

Semakin bertambahnya kadar garam di dalam air (sampai dengan 20%), maka akan menyebabkan kelarutan CaCO3 akan bertambah. Dengan demikian kemungkinan pembentukan scale CaCO3 akan berkurang dengan penambahan garam terlarut. Contoh nya kelrutan CaCO3 pada fresh water adalah 100 mg/l, namn kelarutan pada 20% NaCl adalah 250 mg/l.

2. Scale Kalsium Sulfat (CaSO4)

Umumnya scale kalsium sulfat yang ditemui di lapangan berupa gypsum (CaSO4.2H2O). Gypsum adalah senyawa yang stabil pada temperatur kurang dari 40¬oC dan tekanan atmosfer. Diatas temperatur tersebut, akan terbentuk endapan CaSO4 (Anhidrit) dan pada kondisi tertentu hemi-hydrate (CaSO4.½H2O) akan terendapkan. Scale kalsium sulfat terbentuk dari reaksi berikut :
Ca2+ + SO42- → CaSO4

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan scale CaSO4, yaitu:

a. Temperatur

Kelarutan gypsum (CaSO4.2H2O) akan meningkat seiring dengan meningkatnya temperatur hingga mencapai 100oF, namun setelah melewati suhu tersebut kelarutanya akan menurun.

b. Tekanan

Kelarutan CaSO4 dalam air meningkat dengan kenaikan tekanan. Dengan demikian adanya penurunan tekanan, seperti yang terjadi di sumur produksi, merupakan penyebab utama terbentuknya scale CaSO4. Pengurangan tekanan menyebabkan kelarutan menurun dan scale terjadi, selain itu adanya comingle completion menyebabkan pencampuran air antara yang kaya akan Ca dan yang lain kaya akan SO4 menyebabkan terbentuknya scale.


Fishing job adalah pekerjaan dalam teknik pemboran yang mana pekerjaan ini berhubungan dengan pengambilan kembali alat-alat / potongan-potongan alat ke permukaan. Alat yang jatuh harus secepatnya diambil karena semakin lama semakin sulit diambil karena tertutup cutting atau mud cake dan lainnya. Kerugian dalam pekerjaan ini adalah rig timernya semakin panjang dan ini tentunya akan menambah biaya pemboran.

Kejadian ini tidak jarang terjadi pada operasi pemboran karenanya harus selalu hati-hati dan selalu mengontrol peralatan misalnya bit yang sudah tumpul harus segera diganti dan juga WOB yang tidak terlalu besar yang mengakibatkan drill string patah. Apabila alat ini tidak dapat diambil maka harus diadakan pemboran side tracking dan lubang tidak dapat diteruskan lagi.
Sistem peralatan penunjang lainnya yang penting adalah Kunci-kunci, Casing hanger, serta Fishing tools (alat-alat pemancing)

Sabtu, 13 Juni 2009

Proses Pembentukan Migas


Minyak dan gas dihasilkan dari pembusukan organisma, kebanyakannya tumbuhan laut (terutama ganggang dan tumbuhan sejenis) dan juga binatang kecil seperti ikan, yang terkubur dalam lumpur yang berubah menjadi bebatuan. Proses pemanasan dan tekanan di lapisan-lapisan bumi membantu proses terjadinya minyak dan gas bumi. Cairan dan gas yang membusuk berpindah dari lokasi awal dan terperangkap pada struktur tertentu. Lokasi awalnya sendiri telah mengeras, setelah lumpur itu berubah menjadi bebatuan.

Minyak dan gas berpindah dari lokasi yang lebih dalam menuju bebatuan yang cocok. Tempat ini biasanya berupa bebatuan-pasir yang berporos (berlubang-lubang kecil) atau juga batu kapur dan patahan yang terbentuk dari aktifitas gunung berapi bisa berpeluang menyimpan minyak. Yang paling penting adalah bebatuan tempat tersimpannya minyak ini, paling tidak bagian atasnya, tertutup lapisan bebatuan kedap. Minyak dan gas ini biasanya berada dalam tekanan dan akan keluar ke permukaan bumi, apakah dikarenakan pergerakan alami sebagian lapisan permukaan bumi atau dengan penetrasi pengeboran. Bila tekanan cukup tinggi, maka minyak dan gas akan keluar ke permukaan dengan sendirinya, tetapi jika tekanan tak cukup maka diperlukan pompa untuk mengeluarkannya.

Perforating


Perforasi (perforating) adalah proses pelubangan dinding sumur (casing dan lapisan semen) sehingga sumur dapat berkomunikasi dengan formasi. Minyak atau gas bumi dapat mengalir ke dalam sumur melalui lubang perforasi ini.>
Perforating gun yang berisi beberapa shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke kedalaman formasi yang dituju. Shaped-charges ini kemudian diledakan dan menghasilkan semacam semburan jet campuran fluida cair dan gas dari bahan metal bertekanan tinggi (jutaan psi) dan kecepatan tinggi (7000m/s) yang mampu menembus casing baja dan lapisan semen. Semua proses ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat (17s).
Perforasi dapat dilakukan secara elektrikal dengan menggunakan peralatan logging atau juga secara mekanikal lewat tubing (TCP-Tubing Conveyed Perforations).

Jumat, 12 Juni 2009

Kapan melakukan DST ?


Keputusan untuk melakukan DST atau tidak biasanya ditentukan oleh team yang terdiri dari unsur2 sub-surface, engineering dan drilling. Kecenderungan dari KPS ARCO (sekarang sudah almarhum) di tempat saya bekerja dulu, DST dilakukan di sumur eksplorasi pertama (seandainya data2 logging dan oil show menunjukkan adanya potensi hydrocarbon di sumur tsb) untuk mendapatkan data sebanyak banyaknya, baik berupa parameter2 reservoir (pressure, temperature, API Gravity, BS&W, GOR, dsb), data2 coring (side wall core maupun conventional coring), informasi tentang struktur jebakan2 hydrocarbon versus yang terbaca sebelumnya di peta seismic, dsb. Sumur2 appraisal atau sumur delineation yang dibor kemudian di sekitarnya biasanya digunakan untuk memastikan besarnya cadangan yang ada di sruktur tsb. yang pada akhirnya bisa digunakan untuk menghitung keekonomiannya.

Selasa, 09 Juni 2009

TIPS HIDUP SEHAT MENCEGAH KANKER


Belakang ini terutama di negara-negara maju, sudah banyak orang yang menerapkan perilaku hidup sehat seiring dengan gerakan pencegahan kanker. Berikut ini langkah-langkah yang dianjurkan untuk mencegah timbulnya kanker:
• Makan banyak sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian seperti tempe, tahu dan makanan yang banyak mengandung serat. Paling tidak satu atau dua kali sehari mengkonsumsi sayuran hijau dan buah-buahan.
• Hindari berat badan berlebihan atau kegemukan. Timbanglah berat badan 1 kali seminggu. Penelitian menunjukkan, akibat kegemukan, risiko terjadinya kanker lebih besar khususnya kanker payudara, rahim, usus besar, lambung, ginjal, serta kandung empedu.
• Kurangi terlalu banyak makanan gorengan dan juga yang mengandung protein dan lemak tinggi serta jeroan.
• Batasi makanan yang diolah dengan suhu tinggi dan lama atau dengan pengolahan tertentu yang dapat menimbulkan prokarsinogen seperti makanan yang diasinkan, diasap, dibakar, dipanggang sampai keluar arang (gosong) . Yang terbaik adalah makanan yang direbus.
• Hati-hati dengan penggunaaan pemanis buatan, pewarna makanan serta zat pengawet yang berlebihan. Makanan terbaik adalah makanan segar.
• Makanan dijaga kebersihannya, beraneka ragam, dan bebas dari zat cemaran lingkungan.
• Sebaiknya tidak berlebihan mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol dan juga merokok
• Kegiatan fisik dengan olahraga secara teratur disertai kesehatan mental dan rohani merupakan bagian terpadu dalam upaya pencegahan penyakit kanker.

FPSO = Floating Production Storage Offloading,


Sesuai namanya, FPSO = Floating Production Storage Offloading, berarti kegiatannya di tengah laut dgn kapal terapung yg dijangkar di lokasi tertentu (biasanya jangkarnya tidak dipindahkan sampai puluhan tahun), yg fungsinya produksi/pemrosesan minyak mentah hasil penyaluran dari platform lain, penyimpanan hasil pemrosesan minyak olahan utk kemudian diangkut ke darat oleh kapal yg datang dlm jadwal tertentu. Pengeboran biasanya dilakukan di platform lain atau kapal drilling sebelum disalurkan ke FPSO. Selain FPSO, jg ada FSO = Floating Storage Offloading, yang fungsinya hanya utk menyimpan minyak olahan utk kemudian ditransfer ke darat lewat kapal pengangkut lain, tanpa bisa memproses.

Sabtu, 06 Juni 2009

TEORI DASAR PEMBORAN DENGAN CASING


Perkembangan teknologi pemboran di dunia telah membuat pembaharuan dalam segi operasi pemboran, salah satunya adalah pemboran dengan Casing. Pemboran dengan casing adalah penyempurnaan dan pengembangan dari Casing While Drilling. Faktor yang membawa operator untuk menggunakan teknologi ini adalah pengurangan waktu dalam kurva pemboran dan pengurangan biaya peralatan yang berdampak akan mengurangi biaya pemboran.
Ada dua metode dasar atau sistem penggunaan dari pemboran dengan casing yaitu :
1. Dengan memasukkan retrievable bottom hole assembly ke dalam casing dan menggunakan motor untuk menggerakan pahat konvensional dan reamer, yang selanjutnya disebut dengan casing drilling.
2. Dengan sistem memutar casing dari permukaan dan menggunakan sistem penyambungan casing internal dan pahat yang dapat dibor kembali dengan peralatan BHA penyemenan di tempat, yang selanjutnya disebut dengan drilling with casing.
Penggunaan kedua metode atau sistem ini tergantung dari kegunaan dan fungsi pemakaian di lapangan, karena pemboran dengan casing ditawarkan sebagai solusi bagi masalah-masalah yang mungkin terjadi pada saat pemboran

Jumat, 05 Juni 2009

ilmu dasar seorang calon Drilling and Completion Engineer


Kalau anda seorang mechanical engineer, sebagian ilmu dasar itu sudah anda miliki untuk menjadi seorang Drilling & Completion Engineer, tinggal dipoles dengan ilmu dasar yang menyangkut Geology dan Petroleum Engineeringnya..

Secara singkat, ilmu dasar yang diperlukan oleh seorang "calon" drilling engineer adalah sbb:

1. Fisika Dasar: yang menyangkut ilmu gaya dan prinsip2 tekanan (U-Tube, Hidrostatic Pressures, Pressure Gradient, dsb) --> semua ini sudah anda pelajari sejak di SMP.

2. Geometry: untuk mengukur dimensi ruang dari berbagai bentuk struktur (silinder, kotak, dan berbagai bentuk lainnya) --> ini seharusnya tidak jadi masalah buat seorang mechanical engineer.

3. Analisa dimensi --> karena berhubungan dengan unit / satuan yang nantinya akan menghasilkan "conversion factor". Apalagi di dunia drilling ada yang memakai satuan Amerika (American units, seperti: inch, feet, gallon, lbs, bbls, deg F, psi, dsb) dan ada yang memakai Satuan International (SI), seperti SG, meter, Pascal, deg C

4. Mekanika Dasar:

a. Mekanika Gaya: ini biasanya berhubungan dengan menghitung Rig Capacity, Stress, Tension, Collapse, Burst, Buckling (misalnya untuk casing design, drill string design, dsb)

b. Mekanika Fluida: ini berhubungan dengan tekanan hidrostatik, flow regimes (laminar, turbulent, termasuk untuk annular velocity, jet velocity, dsb), hidrolika (termasuk drilling hydraulics, hydraulic horse power, dsb), buoyancy principles, dsb

c. Mekanika Batuan (Rock Mechanics): ini berhubungan dengan borehole stability (agar lubang tidak runtuh), Mohr Circle basic principle, dsb

5. Kimia Dasar: ini berhubungan dengan type drilling fluid (Lumpur) yang akan dipakai, yang paling tepat untuk type sumur di daerah tertentu, yang menghasilkan lubang yang paling bagus (stabil) dengan minimum formation damage namun tetap dalam range biaya yang dapat dipertanggungawabkan. Disini perlu pemahaman tentang pH, sifat2 reaktif shale (lempung) terhadap air dan bagaimana mengatasinya dengan jenis dan sifat2 (property) Lumpur yang tepat, ada juga daerah di kedalaman tertentu yang mengandung kadar garam tinggi (salt dome) agar kita tau bagaimana mengatasinya, dsb. Seorang mud engineer harus menguasai prinsip2 dasar ini.

6. Electro Dasar / Radioactivity: pemahaman mengenai resistivity / conductivity dsb yang dikombinasikan dengan prinsip2 dasar radioactivity (misalnya yang berhubungan dengan Gamma Ray, Neutron Density, dsb). Hal ini untuk mengukur density batuan, porositynya, ada / tidaknya hydrocarbon dalam interval batuan tertentu, dsb. Seorang electric logging engineer harus menguasai prinsip2 dasar ini..

7. Tentu selain ilmu2 di atas, perlu pemahaman yang baik juga tentang prinsip2 dasar Petroleum Engineering dan Geology.

Rabu, 03 Juni 2009

Teh Hijau, Anti Kanker yang Kuat


ADA beragam jenis teh yang saat ini beredar di pasaran. Namun secara umum, berdasar pengolahannya, ada tiga jenis teh. Pertama, teh hitam yang dibuat melalui proses fermentasi. Kedua, teh hijau yang sama sekali bebas proses fermentasi. Ketiga, teh oolong yang dibuat melalui proses semi fermentasi

Berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian Teh dan Kina, pada setiap 100 gram teh hitam terkandung 19,4 gram protein, 10,9 gram serat, 2,5 gram lemak, dan 32,1 gram gula. Jadi tanpa menambahkan gula pun, teh hitam sudah cukup mengandung gula.

Kandungan teh hijau beda lagi. Dalam setiap 100 gram terdapat 24 gram protein, kandungan serat 10,6 gram, lemak sebanyak 4,6 gram, dan kandungan gulanya 35,2 gram. Meski kadar lemaknya lebih tinggi dari teh hitam, jangan takut mengkonsumsinya. Soalnya, dalam teh hijau ada zat penetralisirnya yakni, vitamin C. Untuk setiap 100 gram teh hijau, terkandung 250 mg vitamin C. Bahkan, pada 100 gram teh hijau Sencha sebanding dengan 700 gram jeruk mandarin.

Institut Kanker Nasional Amerika Serikat bahkan juga menyimpulkan , teh hijau memiliki sifat anti kanker yang kuat.