BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 30 Mei 2009

LITBANG TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN BATUBARA


Litbang Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara telah dirintis sejak awal tahun 1970-an, dan terus berkembang mengingat batu bara yang semula hanya dibakar untuk diambil panasnya, kemudian diproses untuk mendapatkan batubara dengan kualitas yang lebih baik atau bahan yang lebih bersih dan ramah terhadap lingkungan.

Sampai dengan akhir tahun 1980 sebagian besar kegiatan litbang teknologi pengolahan dan pemanfaatan batubara masih dalam skala laboratorium. Namun sesudah itu kegiatan litbang sudah mengarah kepada aplikasi dengan membangun berbagai pilot plant yang diharapkan dapat mengetahui optimalisasi proses, pengujian produk pada pengguna dan kelayakan ekonomi dari proses tersebut.

Untuk mempercepat implementasi hasil litbang teknologi pengolahan dan pemanfaatan batubara pada skala industri, tekMIRA sedang dan akan membangun beberapa pilot plant di Palimanan Cirebon dalam suatu Pusat Teknologi Batubara Bersih yang disebut Clean Coal Technology Centre atau disingkat Coal Centre.

Kegiatan unggulan Litbang Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara terdiri dari peningkatan kualitas batubara peringkat rendah melalui proses Upgraded Brown Coal (UBC), pengembangan briket, gasifikasi, pencairan dan pembuatan kokas. Sedangkan hasil yang sudah dapat diimplementasikan diantaranya penggunaan briket untuk peternakan ayam, pemindangan ikan, ekstraksi daun nilam dan penggunaan batubara sebagai bahan bakar langsung pada industri bata, genteng, kapur dan industri gula merah.
Litbang Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara didukung oleh fasilitas :

* Laboratorium penelitian dan penerapan.
* Laboratorium pengujian sifat kimia dan fisika yang telah terakreditasi berdasarkan ISO 17025.
* 51 orang tenaga fungsional terdiri dari peneliti, perekayasa dan teknisi dari berbagai keahlian berdasarkan disiplin ilmu, yang berbeda-beda antara lain : kimia dan fisika batubara, pengolahan batu bara dan teknologi pemanfaatan batu bara.

Untuk lebih mempercepat program Litbang Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara telah dilakukan kerjasama dengan berbagai institusi litbang baik di dalam negeri maupun luar negeri, antara lain :

* Pembangunan pilot plant briket bio batubara kerjasama dengan NEDO-METI, (Jepang).
* Pembangunan pilot plant peningkatan kualitas batubara peringkat rendah dengan proses UBC kerjasama dengan Kobe Steel (Jepang), JCOAL (Jepang) dan BPPT.
* Pencairan batubara Indonesia kerjasama dengan NEDO (Jepang) dan BPPT.
* Daur ulang minyak bekas dengan menggunakan batubara sebagai absorban, kerjasama dengan KOBE Steel (Jepang) dan LEMIGAS.
* Proses pengeringan teh dengan batubara melalui gasifikasi kerjasama dengan PPTK Gambung.
* Pengujian sifat kimia dan fisika batubara kerjasama dengan PT. Surveyor Indonesia, PTBA dan perusahaan batubara lainnya.

Pembangunan dan kegiatan litbang pilot plant briket biobatubara dan pilot plant UBC dilakukan di SENTRA TEKNOLOGI PEMANFAATAN BATUBARA DI PALIMANAN CIREBON.

Karya Litbang Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara yang meliputi teknologi pengolahan, teknologi konversi dan teknologi pembakaran yang diaplikasikan, diantaranya :

1. Teknologi Pengolahan

* Peningkatan kualitas batubara peringkat rendah dengan proses Upgraded Brown Coal (UBC).
* Percobaan penerapan teknologi coal water fuel sebagai bahan bakar boiler pada industri tekstil.
* Pengembangan metode penurunan kadar natrium batubara Lati, Berau, Kalimantan Timur.
* Pengembangan metode pencampuran batubara (coal blending) Kalimantan Tengah untuk pembuatan kokas metalurgi.
* Pencucian batubara.
* Desulfurisasi limbah batubara dengan flotasi kolom.

2. Teknologi Konversi

* Pengembangan briket kokas dari batubara dan green coke.
* Proyek pencairan batubara 2002 : uji tuntas (due diligence) pre-FS Batu Bara Banko.
* Pengembangan briket bio coal Palimanan.
* Pemanfaatan produk gasifikasi batubara untuk pengeringan teh di Gambung Ciwidey, Jawa Barat.
* Briket kokas untuk pengecoran logam.

3. Teknologi Pemanfaatan Batubara

3.1. Bahan Bakar Langsung

* Penyerapan gas SO2 dari hasil pembakaran briket bio batubara dengan unggulan zeolit.
* Pengembangan model fisik tungku pembakaran briket biocoal untuk industri rumah tangga, pembakaran bata/genteng, boiler rotan dan pengering bawang.
* Tungku hemat energi untuk industri rumah tangga dengan bahan bakar batubara/briket bio batubara.
* Pembakaran kapur dalam tungku tegak system terus menerus skala komersial dengan batubara halus menggunakan pembakar siklon.
* Tungku pembuatan gula merah dengan bahan bakar batubara.
* Pembakaran kapur dalam tungku system berkala dengan kombinasi bahan bakar batubara – kayu.
* Pembakaran bata-genteng dengan batubara.

3.2. Non Bahan Bakar

* Pengkajian pemanfaatan batubara Kalimantan Selatan untuk pembuatan karbon aktif.
* Daur ulang minyak pelumas bekas dengan menggunakan batubara peringkat rendah sebagai penyerap.

sumber : Tekmira http://www.tekmira.esdm.go.id/

Jumat, 29 Mei 2009

Tipe penyelesaian sumur berdasarkan jumlah zona produksi


Komplesi Zona Tunggal (Single Completion)
1. Komplesi tanpa tubing (tubingles completion).
2. Komplesi tubing tergantung (open ended tubing completion).
3. Komplesi tubing dengan packer.

Tipe - Tipe Komplesi Zona Banyak (Multiple Completion)
1.Komplesi dengan produksi zona bergilir
2.Komplesi dengan string tunggal – packer tunggal (single string – single packer)
3.Komplesi dengan string tunggal – packer ganda (single string – dual packer)
4.Paralel string – Multiple Packer

keuntungan dan kerugian komplesi perforasi


Keuntungan Sistem Komplesi Perforasi :
1.Interval – interval produktif bisa diisolasi satu sama lainnya secara efektif karena itu produksi air atau gas yang tidak diharapkan dapat mudah dikontrol/ dicegah dengan cara pemilihan interval perforasi yang tepat. Demikian juga terhadap pemilihan produksi yang akan dirangsang/stimulate.
2.Bisa untuk pemasangan kemplesi ganda atau banyak.
3.Cocok untuk teknik – teknik penanggulangan pasir seperti interval, gravel pack, sand consolidation.
4.Memungkinkan untuk penentuan kedalaman pipa selubung secara lebih teliti karena pemasangan dilakukan sesudah logging seluruh intrerval productive
5.Bisa menghemat biaya pemasangan pipa selubung produksi apabila tidak jadi dipasang karena sumur harus di “Abandon”, setelah melihat hasil logging yang menunjukkan sumur tidak ekonomis untuk diproduksi.

Kerugian – Kerugian Sistem Komplesi Perforasi :
1.Ada biaya perforasi.
2.Kerusakan formasi bisa terjadi pada saat pengerjaan penyemenan pipa selubung.
3.Adanya pengurangan diameter lubang oleh pipa selubung, sehingga hambatan terhadap aliran bisa terjadi oleh effect perforasi dan akan mengurangi produktifitas sumur.
4.Diperlukan pengerjaan penyemenan yang baik atau effective untuk memastikan penyelesaian zona – zona produksi yang baik.
5.Karena open hole logging tidak bisa diulang maka, diperlukan analisa dan interpretasi logging yang teliti sebelum pipa selubung dipasang.
6.Jika diperlukan pada saat kerja ulang nanti, ingin memperdalam sumur hanya bisa dengan diameter yang kurang dari lubang sebelumnya.

Selasa, 26 Mei 2009

Apakah yang Dimaksud dengan Artificial Lift?


Artificial lift adalah metode yang digunakan untuk mengangkat hidrokarbon, umumnya minyak bumi, dari dalam sumur ke atas permukaan. Ini biasanya dikarenakan tekanan reservoir tidak cukup tinggi untuk mendorong fluida sampai ke atas ataupun tidak ekonomis jika mengalir secara alamiah.

Artificial lift umumnya terdiri dari 5 macam yang digolongkan menurut jenis peralatannya.

1. Gas Lifting, menginjeksika gas (umumnya gas alam) ke dalam kolom minyak di dalam sumur sehingga berat minyak menjadi lebih ringan dan lebih mampu mengalir ke permukaan.

2. Sucker Rod Pumping, menggunakan pompa electric-mechanical yang dipasang dipermukaan. Dengan menggunakan prinsip katub searah, pompa ini akan mengangkat fluida formasi ke permukaan. Karena pergerakaannya naik turun seperti mengangguk, pompa ini dikenal dengans ebutan pompa angguk.

3. Subsurface Electrical Pumping, menggunakan pompa sentrifugal bertingkat yang digerakkan oleh moto listrik dan dipasang jauh di dalam sumur.

4. Jet Pump, Fluida dipompakan ke dalam sumur dengan tekanan yang tinggi lalu disemprotkan lewat nozzle ke dalam kolom minyak. Melewati lubang nozzle, fluida ini aka bertambah kecepatan dan energy kinetiknya sehingga mampu mendorong minyak sampai permukaan.

5. Progressive Cavity Pump, pompa dipasang di dalam sumur, tetapi motor dipasang di permukaan. Keduanya dihubungkan dengan batang baja yang disebut dengan sucker rod.

Minggu, 24 Mei 2009

Sedimentasi


Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin tadi. Pada saat pengikisan terjadi, air membawa batuan mengalir ke sungai, danau, dan akhirnya sampai di laut. Pada saat kekuatan pengangkutannya berkurang atau habis, batuan diendapkan di daerah aliran air tadi. Karena itu pengendapan ini bisa terjadi di sungai, danau, dan di laut.

Pengendapan yang terjadi di sungai disebut sedimen fluvial. Hasil pengendapan ini biasanya berupa batu giling, batu geser, pasir, kerikil, dan lumpur yang menutupi dasar sungai. Bahkan endapan sungai ini sangat baik dimanfaatkan untuk bahan bangunan atau pengaspalan jalan. Oleh karena itu tidak sedikit orang yang bermata pencaharian mencari pasir, kerikil, atau batu hasil endapan itu untuk dijual.

Di danau juga bisa terjadi endapan batuan. Hasil endapan ini biasanya dalam bentuk delta, lapisan batu kerikil, pasir, dan lumpur. Proses pengendapan di danau ini disebut sedimen limnis.

Bagaimana pengendapan terjadi di darat? Misalnya guguk pasir di pantai berasal dari pasir yang terangkat ke udara pada waktu ombak memecah di pantai landai, lalu ditiup angin laut ke arah darat, sehingga membentuk timbunan pasir yang tinggi. Contohnya, guguk pasir sepanjang pantai Barat Belanda yang menjadi tanggul laut negara itu. Di Indonesia guguk pasir yang menyerupai di Belanda bisa ditemukan di pantai Parang Tritis Yogyakarta.

Sungai yang mengalir dengan membawa berbagai jenis batuan akhirnya bermuara di laut, sehingga di laut terjadi proses pengendapan batuan yang paling besar. Hasil pengendapan di laut ini disebut sedimen marin. Pengendapan di laut dapat menghasilkan:
1.Delta. Delta terjadi di muara sungai yang lautnya dangkal dan sungainya membawa banyak bahan endapan. Bentuk delta dapat dikelompokkan dalam 4 macam, yaitu:

a.Delta lobben, bentuknya menyerupai kaki burung. Biasanya tumbuh cepat besar, karena sungai membawa banyak bahan endapan. Contohnya delta Missisippi.

b.Delta tumpul, bentuknya seperti busur. Keadaannya cenderung tetap (tidak bertambah besar), misalnya delta Tiger dan Nil.

c.Delta runcing, bentuknya runcing ke atas menyerupai kerucut. Delta ini makin lama makin sempit.

d.Estuaria, yaitu bagian yang rendah dan luas dari mulut sungai.

2.Endapan kapur, yang terdiri dari sisa binatang karang, lokan, atau rangka ikan. Endapan kapur ini biasanya terjadi di laut dangkal.

3.Endapan pasir silikon, dihasilkan dari bangkai plankton yang berangka silikon. Endapan ini terjadi di dasar laut yang dalam.

Batuan endapan yang berasal dari hasil penghancuran itu adakalanya mengalami penyatuan kembali menjadi gumpalan besar karena terikat oleh zat kapur atau oksida silikon. Jika yang diikatnya terdiri dari kerikil runcing, tajam dan menghasilkan bongkahan, maka pengendapan ini disebut breksi. Namun apabila bongkahan itu terdiri dari batu-batu bulat akan menghasilkan konglomerat.

Tubing Pickling – perforation Acidizing


HCI & HF adalah asam kuat, karena itulah banyak dipakai untuk pengerjaan acidizing, lebih banyak & lebih lazim daripada asam lemah. Soal safety? Don’t worry, para service provider pasti sudah punya SOP yang menempatkan safety sebagai prioritas utama dan berstandard tinggi klasik ala oilfield. Para pekerjanya mestilah sudah detraining dan dilindungi oleh PPE yang benar. Walau asam kuat, HCI misalnya, umumnya lebih sering dipompakan sebagai laruran 15% saja (artinya 85% volume larutan adalah air).

Jumat, 22 Mei 2009

Batuan-batuan di bumi (Jenis dan terbentuknya)


Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.

Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite

lilgabbro8.jpglilgranite3.jpgbasalt2.jpglildacite5.jpg

Batuan sediment atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.

lilconglomerate2.jpglilhalite5.jpglilredsandstone7.jpg

Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.

lilslate3.jpglilwhitemarble2.jpg

Proses-proses tersebut berlangsung sepanjang waktu baik di masa lampau maupun masa yang akan datang. Kejadian alam dan proses geologi yang berlangsung sekarang inilah yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi di masa lampau seperti diungkapkan oleh ahli geologi “JAMES HUTTON” dengan teorinya “THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST

Wireline


Wireline alat yang biasanya adalah dalam bentuk silinder, biasanya 1,5-5 inches in diameter. There are three types of wireline tools: Ada tiga jenis alat Wireline:

1. 1. With sensors without excitation Dengan tanpa sensor perangsangan

There are units to measure spontaneous potential (SP), which is a voltage difference between a surface electrode and another electrode located in the downhole instrument, other instruments that measure the natural radiation from natural isotopes of potassium, thorium, etc., to measure pressure and temperature, etc. Ada unit untuk mengukur spontan potensial (SP), yang merupakan perbedaan antara tegangan permukaan elektroda elektroda dan terletak di downhole instrumen, instrumen lain yang mengukur alam radiasi dari alam isotopes of potassium, thorium, dll, untuk mengukur tekanan dan suhu, dll

2. 2. With sources of excitation and sensors Dengan sumber perangsangan dan sensor

There are sensor systems consistent of a source of excitation and a sensor. Ada Sensor sistem konsisten dari sumber perangsangan dan sensor. In this type we find acoustic (also called sonic), electric, inductive, magnetic resonance, sensing systems, just to name a few. Dalam hal ini kita menemukan akustik (juga disebut sonik), listrik, induktif, magnetis resonansi, sensing system, hanya untuk beberapa nama.

3. 3. Instruments that produce some mechanical work, or retrieve a sample of fluid or rock to the surface. Instrumen yang menghasilkan beberapa mekanik bekerja, atau mengambil sampel dari cairan atau batu ke permukaan.

Devices to collect samples of rock, samples of fluid extracted from the rock, and some other mechanical devices. Perangkat untuk mengumpulkan contoh batuan, contoh cairan yang diambil dari batu, dan beberapa lainnya mekanis perangkat.

Penyemenan (Cementing)


Mengapa sumur harus disemen ?

Penyemenan sumur digolongkan menjadi dua bagian :

Pertama, primary cementing, yaitu penyemenan pada saat sumur sedang dibuat. Sebelum penyemenan ini dilakukan, casing dipasang dulu sepanjang lubang sumur. Campuran semen (semen + air + aditif) dipompakan ke dalam annulus (ruang/celah antara dua tubular yang berbeda ukuran, bisa casing dengan lubang sumur, bisa casing dengan casing). Fungsi utamanya untuk pengisolasian berbagai macam lapisan formasi sepanjang sumur agar tidak saling berkomunikasi. Fungsi lainnya menahan beban aksial casing dengan casing berikutnya, menyokong casing dan menyokong lubang sumur (borehole).

Kedua, remedial cementing, yaitu penyemenan pada saat sumurnya sudah jadi. Tujuannya bermacam-macam, bisa untuk mereparasi primary cementing yang kurang sempurna, bisa untuk menutup berbagai macam lubang di dinding sumur yang tidak dikehendaki (misalnya lubang perforasi yang akan disumbat, kebocoran di casing, dsb.), dapat juga untuk menyumbat lubang sumur seluruhnya.

Semen yang digunakan adalah semen jenis Portland biasa. Dengan mencampurkannya dengan air, jadilah bubur semen (cement slurry). Ditambah dengan berbagai macam aditif, properti semen dapat divariasikan dan dikontrol sesuai yang dikehendaki.

Semen, air dan bahan aditif dicampur di permukaan dengan memakai peralatan khusus. Sesudah menjadi bubur semen, lalu dipompakan ke dalam sumur melewati casing. Kemudian bubur semen ini didorong dengan cara memompakan fluida lainnya, seringnya lumpur atau air, terus sampai ke dasar sumur, keluar dari ujung casing masuk lewat annulus untuk naik kembali ke permukaan. Diharapkan seluruh atau sebagian dari annulus ini akan terisi oleh bubur semen. Setelah beberapa waktu dan semen sudah mengeras, pemboran bagian sumur yang lebih dalam dapat dilanjutkan.


Untuk apa directional drilling dilakukan ? Secara konvensional sumur dibor berbentuk lurus mendekati arah vertikal. Directional drilling (pemboran berarah) adalah pemboran sumur dimana lubang sumur tidak lurus vertikal, melainkan terarah untuk mencapai target yang diinginkan.

Tujuannya dapat bermacam-macam :

  1. Sidetracking : jika ada rintangan di depan lubang sumur yang akan dibor, maka lubang sumur dapat dielakkan atau dibelokan untuk menghindari rintangan tersebut.
  2. Jikalau reservoir yang diinginkan terletak tepat di bawah suatu daerah yang tidak mungkin dilakukan pemboran, misalnya kota, pemukiman penduduk, suaka alam atau suatu tempat yang lingkungannya sangat sensitif. Sumur dapat mulai digali dari tempat lain dan diarahkan menuju reservoir yang bersangkutan.
  3. Untuk menghindari salt-dome (formasi garam yang secara kontinyu terus bergerak) yang dapat merusak lubang sumur. Sering hidrokarbon ditemui dibawah atau di sekitar salt-dome. Pemboran berarah dilakukan untuk dapat mencapai reservoir tersebut dan menghindari salt-dome.
  4. Untuk menghindari fault (patahan geologis).
  5. Untuk membuat cabang beberapa sumur dari satu lubung sumur saja di permukaan.
  6. Untuk mengakses reservoir yang terletak di bawah laut tetapi rignya terletak didarat sehingga dapat lebih murah.
  7. Umumnya di offshore, beberapa sumur dapat dibor dari satu platform yang sama sehingga lebih mudah, cepat dan lebih murah.
  8. Untuk relief well ke sumur yang sedang tak terkontrol (blow-out).
  9. Untuk membuat sumur horizontal dengan tujuan menaikkan produksi hidrokarbon.
  10. Extended reach : sumur yg mempunyai bagian horizontal yang panjangnya lebih dari 5000m.
  11. Sumur multilateral : satu lubang sumur di permukaan tetapi mempunyai beberapa cabang secara lateral di bawah, untuk dapat mengakses beberapa formasi hidrokarbon yang terpisah.

Pemboran berarah dapat dikerjakan dengan peralatan membor konvensional, dimana pipa bor diputar dari permukaan untuk memutar mata bor di bawah. Kelemahannya, sudut yang dapat dibentuk sangat terbatas. Pemboran berarah sekarang lebih umum dilakukan dengan memakai motor berpenggerak lumpur (mud motor) yang akan memutar mata bor dan dipasang di ujung pipa pemboran. Seluruh pipa pemboran dari permukaan tidak perlu diputar, pipa pemboran lebih dapat “dilengkungkan” sehingga lubang sumur dapat lebih fleksibel untuk diarahkan.

Kamis, 21 Mei 2009

Para Pemain IBL All-Star 2009


TIM MERAH ( Pembagian tim : SM BRITAMA, NUVO CLS KNIGHTS, PELITA JAYA , CITRA SATRIA, STADIUM BHINNEKA)

Starter:
1. Ronnie Gunawan (C) Satria Muda Britama Jakarta
2. Andrie Ekayana (SG) Nuvo CLS Knights Surabaya
3. Amin Prihantono (SG) Satria Muda Britama Jakarta
4. Youbel Sondakh (SF) Satria Muda Britama Jakarta
5. Faisal J. Achmad (PG) Satria Muda Britama Jakarta

Bench:
1. Dimas Muhari (PG) Nuvo CLS Knights Surabaya
2. Merio Ferdiansyah (SG) Stadium Bhinneka Solo
3. Andi Batam P. (SF) Pelita Jaya Jakarta
4. C. Ronaldo Sitepu (PF) Satria Muda Britama Jakarta
5. Fadlan Minallah (C) Citra Satria Jakarta

Manajer Tim: Dwuy Eriano, Satria Muda Britama Jakarta
Pelatih: Fictor Roring, Satria Muda Britama Jakarta

TIM PUTIH ( Pembagian tim : GARUDA FLEXI, ASPAC,BS NIKKO STEEL, MUBA HANGTUAH, ANGSAPURA EVALUBE)

Starter:
1. Denny Sumargo (SG) Garuda Flexi Bandung
2. Kelly Purwanto (PG) Garuda Flexi Bandung
3. Mario Wuysang (PG) Garuda Flexi Bandung
4. I Made Sudiadnyana (PF) Garuda Flexi Bandung
5. Riko Hantono (SF) Aspac Jakarta

Bench:
1. Romanti E. Watutman (PG) Angsapura Evalube Medan
2. Xaverius Prawiro (SG) Aspac Jakarta
3. Ponsianus N. Hendrawan (C/PF) Bima Sakti Nikko Steel Malang
4. M. Isman Thoyib (C) Aspac Jakarta
5. Max Yanto (C) Muba Hang Tuah Indonesia Muda Sumatera Selatan

Manajer Tim: Simon Pasaribu, Garuda Flexi Bandung
Pelatih: Raoul Miguel Hadinoto, Garuda Flexi Bandung

Jadwal Pertandingan Indonesian Basketball League (IBL) 2009


Putaran II Seri 4, Jakarta (Hall A Senayan)

Rabu, 6 mei
16:00 Muba Hangtuah IM Sumsel VS Stadium Bhinneka Solo.
18:00 Garuda Flexy Bandung VS Bima Sakti Nikko Steel Malang.
20:00 Pelita Jaya Jakarta VS Satria Muda Britama Jakarta.

Kamis, 7 Mei
16:00 XL Aspac Jakarta VS Citra Satria Jakarta.
18:00 Bima Sakti Nikko Steel Malang VS Angsapura Evalube Medan.
20:00 Stadium Bhinneka Solo VS Nuvo CLS Knights Surabaya.

Jumat, 8 Mei
16:00 Muba Hangtuah IM Sumsel VS Pelita Jaya Jakarta.
18:00 Angsapura Evalube Medan VS Satria Muda Britama Jakarta.
20:00 Citra Satria Jakarta VS Garuda Flexy Bandung.

Sabtu, 9 Mei
16:00 Satria Muda Britama Jakarta VS XL Aspac Jakarta.
18:00 Pelita Jaya Jakarta VS Nuvo CLS Knights Surabaya.
20:00 Bima Sakti Nikko Steel Malang VS Muba Hangtuah IM Sumsel.

Minggu, 10 Mei
16:00 Nuvo CLS Knights Surabaya VS Garuda Flexy Bandung.
18:00 Citra Satria Jakarta VS Angsapura Evalube Medan.
20:00 XL Aspac Jakarta VS Bima Sakti Nikko Steel Malang.

=======

IBL All Star Game

Bandung, GOR C-Tra Arena, Sabtu, 21 Maret 2009.

Jadwal Pertandingan Putaran I Seri 3, Bandung 25 Februari – 3 Maret 2009

Rabu, 25/02/09
17:00 MUBA HANGTUAH V CITRA SATRIA JAKARTA
19:00 ANGSAPURA MEDAN v XL ASPAC JAKARTA

Kamis, 26/02/09
17:00 CITRA SATRIA v ANGSAPURA MEDAN
19:00 STADIUM BHINNEKA v SM BRITAMA JAKARTA

Jum’at,27/02/09
17:00 SM BRITAMA JAKARTA v NUVO CLS KNIGHTS
19:00 GARUDA BANDUNG v STADIUM BHINNEKA SOLO

Sabtu, 28/02/09
15:00 XL ASPAC v GARUDA BANDUNG LIVE
17:00 BIMA SAKTI MALANG v CITRA SATRIA JAKARTA
19:00 ANGSAPURA MEDAN v MUBA HANGTUAH TAPING

Minggu, 01/03/09
15:00 SM BRITAMA JAKARTA v PELITA JAYA LIVE
17:00 CITRA SATRIA v NUVO CLS TAPING
19:00 STADIUM BHINNEKA v XL ASPAC JAKARTA

Senin, 02/03/09
16:00 BIMA SAKTI MALANG v SM BRITAMA JAKARTA
18:00 NUVO CLS KNIGHTS v ANGSAPURA MEDAN
20:00 GARUDA BANDUNG v MUBA HANG TUAH

Selasa, 03/03/09
16:00 STADIUM BHINNEKA v CITRA SATRIA JAKARTA
18:00 ANGSAPURA SANIA MEDANv PELITA JAYA
20:00 MUBA HANGTUAH v BIMA SAKTI MALANG

Putaran I Seri 2, GOR Bima Sakti Malang 6 – 10 Februari 2009

Jum’at, 6 Februari
17.00 Garuda Bandung vs Bima Sakti Malang
19.00 Stadium Bhinneka Solo vs Pelita Jaya Jakarta

Sabtu, 7 Februari
15.00 Bima Sakti Malang vs Nuvo CLS Knight Surabaya
17.00 Muba Hangtuah IM Sumsel vs SM Britama Jakarta
19.00 Pelita Jaya Jakarta vs Garuda Bandung

Minggu, 8 Februari
15.00 SM Britama Jakarta vs XL Aspac Jakarta
17.00 Nuvo CLS Knight Surabaya vs Stadium Bhinneka Solo

Senin, 9 Februari
17.00 Bima Sakti Malang vs Pelita Jaya Jakarta
19.00 XL Aspac Jakarta vs Muba Hangtuah IM Sumsel

Selasa, 10 Februari
17.00 Pelita Jaya Jakarta vs Nuvo CLS Knight Surabaya
19.00 Stadium Bhinneka Solo vs Bima Sakti Malang

——–

Putaran I Seri 1, GOR Bung Karno Jakarta 22 – 27 Januari 2009

Kamis, 22 Januari
16.00 SM Britama Jakarta vs Angsapura Sania Medan
18.00 Garuda Bandung vs CS Jakarta
20.00 Nuvo CLS Knight Surabaya vs XL Aspac Jakarta

Jum’at, 23 Januari
16.00 CS Jakarta vs Pelita Jaya Jakarta
18.00 Angsapura Sania Medan vs Stadium Bhinneka Solo
20.00 Muba Hangtuah IM Sumsel vs Nuvo CLS Knight Surabaya

Sabtu , 24 Januari
15.00 Garuda Bandung vs SM Britama Jakarta
17.00 Stadium Bhinneka Solo vs Muba Hangtuah IM Sumsel
19.00 XL Aspac Jakarta vs Bima Sakti Malang

Minggu, 25 Januari
15.00 XL Aspac Jakarta vs Pelita Jaya Jakarta
17.00 Garuda Bandung vs Nuvo CLS Knight Surabaya
19.00 Bima Sakti Malang vs Angsapura Sania Medan

Senin, 26 Januari
17.00 Pelita Jaya Jakarta vs Muba Hangtuah IM Sumsel
19.00 SM Britama Jakarta vs CS Jakarta

Selasa, 27 Januari
17.00 Angsapura Sania Medan vs Garuda Bandung
19.00 CS Jakarta vs XL Aspac Jakarta

Putaran I seri 1 : 22-27 Januari 2009 di Hall A Senayan, Jakarta.
Putaran I seri 2 : 06-10 Februari 2009 di GOR Bima Sakti Malang.
Putaran I seri 3 : 25 Februari -3 Maret 2009 di GOR C-Tra Arena Bandung.
Putaran II seri 4 : 06-10 Mei 2009 di Jakarta.
Putaran II seri 5 : 28 Mei -02 Juni di Surabaya.
Putaran III seri 6 : 12-18 Juni 2009 di Jakarta.

Negara penghasil minyak bumi terbesar

(Diurutkan berdasar jumlah produksi tahun 2006) dan total produksi1nya dalam juta barrel per hari

  1. Arab Saudi - 10,665
  2. Rusia - 9,667
  3. Amerika Serikat2 - 8,331
  4. Iran - 4,148
  5. Republik Rakyat Cina - 3,858
  6. Meksiko - 3,707
  7. Kanada - 3,288
  8. Uni Emirat Arab - 3,0
  9. Venezuela - 2,803
  10. Norwegia - 2,786
  11. Kuwait - 2,675
  12. Nigeria - 2,443
  13. Brasil - 2,166
  14. Aljazair - 2,122
  15. Irak - 2,008

Jumat, 15 Mei 2009

Panas Bumi Belum Dimanfaatkan Maksimal


Panas bumi belum dimanfaatkan Indonesia secara maksimal. Padahal, energi ini ramah lingkungan.


Staf Ahli Teknologi dan Pembangunan berkelanjutan Kementerian Lingkungan Hidup, Dana Kartakusuma, menyatakan potensi panas bumi di Indonesia sebesar 33 gigawatt (GW). Dari angka itu baru 1 GW digunakan Indonesia.


Indonesia masih memprioritaskan penggunaan energi fosil seperti batubara ketimbang panas bumi. Padahal, penggunaan batubara berakibat kerusakan lingkungan dan manusia.

Efek rumah kaca, ujar Dana, akibat pemanasan global yang didorong konsumsi energi fosil sangat tinggi. Energi ini masih besar digunakan pemerintah untuk menggerakkan pembangunan.

Sejumlah kota-kota di Pulau Jawa telah menghadapi masalah pemanasan global. Kejadian ini diharapkan tidak menimpa kota-kota di luar Pulau Jawa.


Dana berharap energi digunakan masyarakat secara efisien. Penggunaan energi juga diminta tidak merusak lingkungan.


Konsep pembangunan berkelanjutan dengan pola keseimbangan diharapkan dapat mengurangi kerusakan lingkungan. Dengan begitu bumi dapat dihindari dari bencana alam seperti banjir, longsor, dan gempa bumi.



Sumber:

http://www.wartaekonomi.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1686:

panas-bumi-belum-dimanfaatkan-maksimal&catid=53:aumum

kamis, 23/4/2009, 10:36 AM

Energi panas bumi

Energi panas bumi adalah energi yang dihasilkan oleh tekanan panas bumi. Energi ini dapat digunakan untuk menghasilkan listrik, sebagai salah satu bentuk dari energi terbaharui, tetapi karena panas di suatu lokasi dapat habis, jadi secara teknis dia tidak diperbarui secara mutlak.

Macam Sumur dan Rig Dalam Perminyakan


Dalam dunia perminyakan, macam-macam sumur terbagi menjadi tiga macam yaitu:

Sumur Eksplorasi (Wildcat) merupakan sumur yang dibor pertama kali untuk menentukan keterdapatan minyak dan gas pada lokasi yang masih baru.

Sumur Konfirmasi (Confirmation Well), merupakan sumur yang digunakan untuk memastikan apakah hidrokarbonnya cukup untuk dikembangkan. Sumur ini akan dilakukan pemboran di lokasi sekitar sumur eksplorasi.

Sumur Pengembangan (Development Well) merupakan sumur yang dibor pada suatu lapangan minyak yang telah ada. Sumur ini memiliki tujuan untuk mengambil hidrokarbon secara maksimal di lapangan yang telah ada.

Dalam hal sumur perminyakan, juga dikenal adanya beberapa istilah mengenai sumur itu sendiri, yaitu:

Sumur Produksi, merupakan sumur yang mampu menghasilkan minyak bumi, gasbumi, maupun keduanya. Dan memiliki aliran fluida dari bawah ke atas.

Sumur Injeksi, merupakan sumur yang digunakan untuk menginjeksi fluida tertentu ke dalam formasi dan memiliki aliran fluida dari atas ke bawah.

Sumur Vertikal, merupakan sumur yang lurus dan memanjang secara vertikal.

Sumur Berarah (Deviated Well, Directional Well), merupakan sumur yang secara geometri tidak memiliki bentuk yang lurus vertikal, melainkan dapat berbentuk S, J, maupun L.

Sumur Horizontal, merupakan sumur yang memiliki bagian yang berarah horizontal, dan merupakan bagian dari sumur berarah.

Dalam pembuatan sumur dalam dunia perminyakan tidak dapat dilepaskan dari alat yang dinamakan dengan Rig. Rig itu sendiri merupakan serangkaian peralatan khusus yang digunakan untuk membor suatu sumur atau pengakses sumur. Rig itu dicirikan dengan adanya menara yang terbuat dari baja yang dapat digunakan untuk menaikan dan menurunkan pipa-pipa tubular pada sumur

AKUMULASI MINYAK DAN GAS BUM


Seperti telah kita ketahui bersama bahwa minyak dan gas bumi berakumulasi pada suatu perangkap yang merupkan bagian tertinggi dari lapisan reservoir. Akan tetapi apakah yang menyebabkan minyak dan gas bumi berhenti disana? Ada 2 teori yang menjelaskan pertanyaan itu adalah sebagai berikut :

1.1 TEORI AKUMULASI GUSSOW
Dalam keadaan hidrostatik, akumulasi dapat diterangkan oleh teori Gussow (1951). Gumpalan atas tetes-tetes minyak dan gas akan bergerak sepanjang bagian atas lapisan penyalur keatas, terutama disebabkan pelampungan (buoyancy). Begitu sampai di sustu perangkap (dalam hal ini perangkap struktur), minyak dan gas akan menambah kolom gas dan mendesak minyak kebawah yang juga bertambah tinggi kolomnya dan gilirannya mendesak air ke bawah. (gambar 1). Hal ini akan terus terjadi sampai batas minyak – air mencapai ‘Spill point’. Penambahan minyak – dan gas terus menerus akan menyebabkan perlimpahan (Spilling) minyak keatas ke struktur selanjutnya (fasa dua). Pada fasa berikutnya, berhubungan penambahan gas, maka seluruh minyak didesak gas kebawah sehingga melimpah sampai habis dan perangkap diisi sepenuhnya oleh gas.

Stadium I : Gas, minyak dan air diatas titik limpah, minyak dan gas kedua-duanya terus menerus terjebak sedangkan air disingkirkan. Stadium ini berhenti jika antara muka minyak-air mencapai titik limpah.

Stadium 2 : Stadium penyebaran selektif dan pengasiran gas. Gas terus dijebak, selagi minyak melimpah keatas kemiringan. Stadium ini berakhir jika antara muka minyak-gas mencapai titk limpah dan berhimpitan dengan antar muka minyak.

Stadium 3 : Stadium Akhir. Perangkap diisi oleh gas. Gas melimpah ketas selagi lebih banyak gas yang masuk perangkap. Minyak melewati perangkap dan meneruskan perjalannya ke atas kemiringan.

Gambar 1 : Differensiasi minyak dan gas dalam perangkap yang menyebabkan minyak melimpah. (Gussow, 1951)

Pada gambar II, terlihat bagaimana mekanisme ini menyebabkan penyebaran akumulasi minyak dan gas pada sejumlah perangkap yang berderetan dan pada ketinggian strukturil yang berbeda. Terisinya suatu perangkap oleh gas, minyak dan sebagainya tergantung dari arah migrasi, dan jumlah minyak dan gas yang bermigrasi.
Yang pertama ini dibandingkan sebagai E, D, dan C. Sedangkan untuk yang kedua diilustrasikan oleh A, B dan C.
Terlihat pada gambar bahwa tergantung dari arah batuan induk, maka yang paling dekat akan terisi oleh gas, sedangkan yang paling jauh diisi oleh air.
Perangkap I Diisi sampai titik limpah dan mempunyai tudung gas. Hanya minyak melimpah keatas ke
Perangkap II.
Perangkap III dan IV penuh dengan air asin dan mengandung minyak atau gas.

Perangkap I seluruhnya diisi dengan gas, seluruh minyaknya telah terusir masuk keperangkap II. Minyak sekarang melebihi perangkap I.
Perangkap II telah diisi minyak dan melimpahkan keatas kemiringan ke dalam perangkap III, yang masih belum mengandung tudung gas.
Perangkap III mengandung hanya sedikit miinyak, sedangkan perangkap IV masih terisi air asin.

Perangkap I tak berubah dengan gas melimpah keatas kemiringan ke dalam perangkap II, Minyak melewati perangkap I. Perangkap II sekarang mempunyai tudung gas dan melimpahkannya ke atas kemiringan ke dalam perangkap III. Perangkap III sekarang telah terisi dengan minyak tetapi masih tetap belum mempunyai tudung gas dan melimpahkan minyak kedalam perangkap III. Perangkap IV masih terisi air asin.

Migrasi sama seperti untuk C, tetapi dalam keadaan hubungan struktur yang lain. Perhatikan bahwa ketinggian kulminasi tidak mempunyai efek terhadap penjebakan selektif, ketinggian titik limpah adalah yang mengendalikan. Ketinggian kulminasi diatas titik limpah menentukan kalau minyak maximum.

Migrasi sama seperti untuk C. Disini semua kaulminasi berada pada ketinggian yang sama. Titik limpah mengendalikan penjebakan differensial.

Gambar II. Penyebaran minyak dan gas pada deretan struktur karena penjebakan pemisahan differensial (Menurut Gussow, 1951)

1..2 TEORI AKUMULASI KING HUBBERT (1953)
King Hubbert (1953) meninjau prinsip akumulasi minyak bumi dari segi kedudukan energi potensial, dan erat hubungannya dengan perangkap hidrodinamik. Dalam hal ini minyak bumi, baik dalam bentuk tetes – tetes maupun fasa yang menerus yang berada dalam lingkungan air, akan akan selalu mencari batuan reservoir yang terisolir dan secara local mempunyai potensial terendah. Medan potensial dalam suatu reservoir yang terisi air merupakan resultan dari dua gaya, yaitu (1) gaya pelampungan (buoyancy), dan (2) gaya yang disebabkan gradient hidrodinamik. Seperti gambar berikut ini.
Keterangan :
A. Penampang Geologi untuk memperlihatkan terjadinya gradien – hidrodinamik karena permukaan potensiometri.
B. Resultan gaya pelampungan dan gradient hidrodinamik serta bidang ekipotensial minyak yang miring.

Dalam pengertian ini, minyak dan gas bumi akan berakumulasi jika bidang ekipotensial yang tegak lurus terhadap garis gaya resultan gaya tadi menutup seluruhnya dari bawah suatu daerah potensial rendah lokasi yang terisolir, misalnya suatu antiklin, suatu pelengkungan ataupun struktur lainnya dimana lapisan reservoir dan lapisan penyekat diatas konkav kearah bawah.

Dengan konsepsi diatas, maka suatu akumulasi dapat terjadi serta hilang atau terusir, dengan terdapatnya suatu gradient hidrodinamik yang pada setiap saat geologi arah serta besarnya ( vektornya dapat berubah ). Dalam keadaan itu maka paling tidak posisi batas air – minyak atau air – gas itu miring. Akumulasi minyak dan gas bumi merupakan suatu keseimbangan yang dinamis.

2..2 WAKTU PENJEBAKAN
Penentuan waktu dalam sejarah geologi mengenai kapan minyak bumi dapat terjebak, bukan saja penting dari segi ilmiah akan tetapi juga dari segi ekonomi. Suatu perangkap dapat terisi atau kosong tergantung dari waktu pembentukannya ataupun kapan minyak itu terbentuk berada dalam keadaan dapat dijebak oleh perangkap. Pengertian yang baik mengenai hal ini akan sangat membantu evaluasi suatu prospek ( Landes 1959 ). Ada beberapa bukti yang menerangkan bahwa minyak bumi terjebak pada permulaan sejarah pembentukan perangkap misalkan dalam hal lensa-lensa pasir tetapi dapat pula difahami bahwa minyak bumi dapat bermigrasi ke perangkap yang terbentuk kemudian. Perangkap dapat terbentuk lama setelah minyak tidak dapat bermigrasi lagi, sehingga perangkap tersebut akan kosong. Rittenhouse ( 1967) dalam dott dan Reynolds ( 1969 ) memberikan kriteria untuk mengetahui waktu akumulasi. Berbagai metodenya memberikan informasi hal – hal sebagai berikut :
a. Waktu tercepat dimulainya akumulasi.
b. Waktu tercepat dapat terselesaikannya akumulasi.
c. Waktu paling lambat dapat terselesaikannya akumulasi.

Hal – hal tersebut dapat dipertimbangkan dari beberapa faktor sebagai berikut :
1) Waktu Pembentukan Perangkap.
Waktu pembentukan perangkap adalah waktu tercepat minyak dapat berakumulasi. Tetapi tentu minyak dapat bermigrasi setiap waktu setelah pembentukan perangkap tadi. Dalam hal kondisi patahan – tumbuh, akumulasi dapat terjadi bersamaan dengan pembentukan batuan reservoir. Juga hal yang sama berlaku untuk lensa – lensa batuan reservoir.
Cara menentukan ada tidaknya perangkap pada waktu migrasi dan pembentukan minyak bumi yaitu dengan membuat perangkap struktur yang digantungkan pada suatu lapisan sumur tersebut sebagai datum. Dengan cara yang sama suatu peta struktur berkontur dapat dibuat dan ada tidaknya tutupan pada zaman tersebut dapat ditentukan.
2) Perangkap Yang Terisi dan Kosong.
Terdapat kemungkinan perangkap yang terisi dibentuk terlebih dahulu dan perangkap yang kosong terbentuk kemudian, setelah migrasi sekunder berhenti.
3) Expansi Gas.
Hal ini dikemukakan oleh leverson (1956) yang mendasarkannya pada hokum Boyle dan Charles. Gas mengembang jika tekanan turun. Kedalaman (waktu) pada saat volum reservoir sama dengan volum minyak dan gas sekarang pada tekanan dari temperature lebih rendah, adalah kedalaman tercetak (waktu) pada saat akumulasi telah selesai.
4) Minyak dibawah Penjenuhan.
Anggapan dasar dari kriteria ini adalah bahwa minyak telah jenuh dengan gas pada waktu akumulasi telah selesai. Jika terdapat reservoir dengan minyak yang tidak jenuh minyak ( tidak ada tutup/ topi gas ) maka hal ini dapat diterangkan sebagai berikut. Pada pembebanan dan penguburan setelah akumulas, maka minyak dalam reservoir akan tidak jenuh, karena peningkatan tekanan akan melarutkan gas bebas kedalam minyak. Pada pengangkatan dan erosi lapisan yang menutupi reservoir akan terjadi ha sebaliknya dan gas akan keluar membentuk topi gas.Namun metode penentuan ini memiliki banyak kelemahan dan anggapan – anggapannya belum tentu benar.sehingga hasilnya meragukan ( hoshkin, 1960 ).
5) Topi Gas yang Berkelalaian
Hal ini diberikan oleh Levorsen ( 1950 ) untuk keadaan special. Topi gas yang tinggi dalam blok yang turun dalam perangkap patahan menunjukkan akumulasi gas sebelum pematahan.
6) Difusi Gas Dalam Reservoir Yang Sebagian Terpisah dan Tak Jenuh.
( Zafferano, Capps dan Fry, 1963 ). Difusi gas akan terjadi diantara reservoir yang demikian dari yang jenuh menuju yang kurang jenuh dan waktu yang diperlukan untuk hubungan sekarang dapat dihitung.
7) Metoda Energi (oleh para Ilmuwan Uni Soviet ).
Adalah pengukuran kehilangan nilai energi dari minyak dalam reservoir sepanjang waktu.
Mineral Diagenesa
Mineral Diagenesa akan menurunkan porositas karena sementasi dan kompaksi. Jika Minyak bumi yang terdapat menghalang – halangi proses tersebut, maka jelas akumulasi terjadi sebelum diagenesa dalam reservoir basah air yang ada didekatnya. Sering hal ini ditunjukkan oleh tekanan tinggi dalam reservoir.
9) Sementasi Organik
Yang dimaksud sementasi Organik disini terutama adalah semen aspal. Waktu akumulasi adalah sebelum pengorosian bidang ketidakselarasan.

Dari uraian tersebut diatas disimpulkan bahwa minyak bumi tidak terjadi pada waktu tertentu di dalam evolusi minyak bumi. Setalah berakumulasi di suatu perangkap, minyak bumi dapat bermigrasi lagi ke perangkap yang terbentuk kemudian. Sebagai contoh misalnya akumulasi minyak bumi di daerah cepu (Soetantri dan lain-lain, 1973 ). Di daerah ini pelipatan utama dan intensif terjadi pada akhir Pleistosen.
Akan tetapi kedalaman penguburan dari batuan induk yang meliputi struktur itu tidak memungkinkan pembentukan dan migrasi minyak bumi ke struktur muda.

Dilain Pihak suatu fasa pelipatan yang lebih tua telah terjadi pada akhir pliosen dan kemudian pada waktu transgresi pleistosen, penguburan telah cukup dalam untuk pembentukan dan migrasi minyak bumi ke dalam sejumlah perangkap kecil yang telah ada terlebih dahulu. Jadi kombinasi antara kedalaman pembebanan dan umur pelipatan dapat menentukan apakah suatu perangkap itu terisi penuh atau tidak. (Imam J.)

Rig pengeboran


Rig pengeboran adalah suatu bangunan dengan peralatan untuk melakukan pengeboran ke dalam reservoir bawah tanah untuk memperoleh air, minyak, atau gas bumi, atau deposit mineral bawah tanah. Rig pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore) atau di atas laut/lepas pantai (off shore) tergantung kebutuhan pemakaianya. Walaupun rig lepas pantai dapat melakukan pengeboran hingga ke dasar laut untuk mencari mineral-mineral, teknologi dan keekonomian tambang bawah laut belum dapat dilakukan secara komersial. Oleh karena itu, istilah "rig" mengacu pada kumpulan peralatan yang digunakan untuk melakukan pengeboran pada permukaan kerak Bumi untuk mengambil contoh minyak, air, atau mineral.

Rig pengeboran minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak hanya untuk mengidentifikasi sifat geologis dari reservoir tetapi juga untuk membuat lubang yang memungkinkan pengambilan kandungan minyak atau gas bumi dari reservoir tersebut.

Rig pengeboran dapat berukuran:
Kecil dan mudah dipindahkan, seperti yang digunakan dalam pengeboran eksplorasi mineral
Besar, mampu melakukan pengeboran hingga ribuan meter ke dalam kerak Bumi. Pompa lumpur yang besar digunakan untuk melakukan sirkulasi lumpur pengeboran melalui mata bor dan casing (selubung), untuk mendinginkan sekaligus mengambil "bagian tanah yang terpotong" selama sumur dibor.

Katrol di rig dapat mengangkat ratusan ton pipa. Peralatan lain dapat mendorong asam atau pasir ke dalam reservoir untuk mengambil contoh minyak dan mineral; akomodasi untuk kru yang bisa berjumlah ratusan. Rig lepas pantai dapat beroperasi ratusan hingga ribuan kilometer dari pinggir pantai.